Pengertian depresiasi Nama
:PABRI ROIDO SIANTURI
Kelas : 3IB02-A
1.Depresiasi adalah
penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya.
Dalam
konsep akuntansi,
depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga
pengaruh waktu dan
penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu
perusahaan.
Depresiasi adalah
biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan.
Properti yang dapat
didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan
dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2.
Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3.
Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran,
usang, atau
mengalami pengurangan
nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris,
persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat
didepresiasi dikelompokkan menjadi:
- nyata (tangible):
dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal
property) seperti
mesin-mesin,
kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil
(real property)
seperti tanah dan
segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah
tersebut
-
tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten
atau franchise.
2 Definisi-Definisi
Basis, atau
basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli ditambah pajak),
termasuk biaya
transportasi dan
biaya lain sampai aset tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya.
Basis (harga)
yang disesuaikan: harga awal aset disesuaikan dengan kenaikan atau
penurunan yang
diperkenankan. Misal:
biaya perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan
basis harga awal, dan
kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.
Nilai (harga) buku:
nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang mewakili jumlah
modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan harga awal
(termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena depresiasi.
Nilai buku suatu aset pada akhir
tahun ke-k dirumuskan
dengan:
|
Nilai buku k basis
harga yang disesuaikan - pengurangan depresiasi.
Harga pasar:
nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana masing-masing
mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.
Periode perolehan
kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis (harga)
suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur
manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas.
Tingkat perolehan
kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan kembali,
yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan.
Nilai sisa: perkiraan
nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga jula suatu aset jika
tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.
Umur manfaat: perkiraan
periode waktu pemakaian aset (properti) dalam kegiatan produktif atau untuk
menghasilkan pendapatan.
3 Metode Perhitungan
Depresiasi
Secara umum, metode
perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1. Metode klasik,
terdiri dari:
a. Metode garis lurus
(straight-line, SL)
b. Metode declining
balance (DB)
c. Metode
sum-of-the-years-digits (SYD)
2. Sistem
perolehan biaya dipercepat termodifikasi (Modified Accelerated Cost
Recovery System, MACRS)
Ø Metode Garis Lurus
Metode ini
mengasumsikan bahwa aset terdepresiasi secara konstan setiap tahunnya selama
umur manfaatnya.
Cara Penyusutan : -
Linier
- Cembung
- Cekung
- Cembung
- Cekung
. Garis Lurus
(Linier)/Straight Line Depreciation
|
Atau
dimana:
N = umur manfaat
B = basis harga,
termasuk penyesuaian
dk = pengurangan
depresiasi pada tahun ke k (1 ≤ k ≤ N)
BVk = nilai buku pada
akhir tahun ke k
SVN = perkiraan nilai
sisa pada akhir tahun ke N
*
k
d =
depresiasi kumulatif selama tahun ke k
Contoh
1:
I
= 100 jt
L = 20 jt
N = 5 Th
L = 20 jt
N = 5 Th
dn = d= (100 jt - 20 jt):5 = Rp 16
jt
-
Depresiasi s/d tahun ke-3 = D3 = 3 d = 3 x Rp 16 jt = Rp 48 jt
-
Nilai buku tahun ke-3 B3 = I –
D3
= 100 jt – 48 jt
= 52 jt
= 100 jt – 48 jt
= 52 jt
Ø
Metode
Sum-of-the-Years-Digits (SYD)
Untuk
menghitung deduksi depresiasi dengan metode SYD, angka-angka yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan
berada dalam urutan pertama dalam urutan yang terbalik.kemudian, jumlah dari
angka-angka itu ditentukan.Faktor depresiasi untuk setiap tahun merupakan angka
dari daftar urutan terbalik untuk tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya.
Digit yang digunakan pada metode SYD adalah sisa umur manfaat dari aset.
Faktor depresiasi adalah sisa umur aset dibagi dengan jumlah total digit.
Contoh:
Tahun
|
Angka
Tahunan Dalam urutan terbalik (digits)
|
Faktor
Depresiasi SYD
|
1
|
5
|
5/15
|
2
|
4
|
4/15
|
3
|
3
|
3/15
|
4
|
2
|
2/15
|
5
|
1
|
1/15
|
Jumlah
Angka
|
15
|
Depresiasi
untuk setiap tahun adalah hasil dari faktor depresiasi SYD untuk tahun tersebut
dan selisih antara cost basis (B) dan estimasi akhir SV.
2.4Keseimbangan
Menurun yang dialihkan ke Garis Lurus
Karena
metode keseimbangan menurun tidak pernah mencapai BV yang nol, maka di
perbolehkan untuk pindah dari metode ini ke metode garis lurus sehingga SVN aset
akan menjadi nol (atau jumlah-jumlah lain yang diingnkan). Metode ini juga
digunakan untuk mengkalkulasi tingkat pemulihan MACRS.
2.5 Metode
Produksi-Unit
Semua
metode depresiasi yang di bahas di sini berdasarkan pada waktu yang sudah lewat
(tahun) yang mana teori tersebut menyatakan bahwa nilai barang yang
menurun sebagian besar merupakan fungsi dari waktu. Apabila penurunan nilai
kebanyakan dari fingsi penggunaan, depresiasi berdasarkan dari metodenya
mungkin tidak tercermin dalam entuk tahun. Metode produksi-unit biasa digunakan
dalam kasus seperti ini.
Unit
Produksi depreiasi
Kapasitas produksi suatu aktiva
tetap dijadikan pedoman dalam penentuan besarnya depresiasi, dan besarnya
produksi yang dilakukan dalam kapasitas produksi tersebut merupakan metode yang
digunakan untuk menghitung depresiasi.
Rumus menghitung depresiasi :
Tarif depresiasi =
Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi
Ilustrasi :
PT Garuda Nusantara membeli mesin
penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras,
umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut :
Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton
Jawab :
Depresiasi tahun.ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-
Jurnal pada akhir tahun ke 1 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000
Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 2 :
Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000
Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 3 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000
Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 4 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton
Jawab :
Depresiasi tahun.ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-
Jurnal pada akhir tahun ke 1 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000
Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 2 :
Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000
Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 3 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000
Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 4 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000
.Deplesi
Deplesi adalah kata lain penyusutan
yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat
diperbaharui. Deplesi merupakan salah satu istilah ekonomi geografi yang
digunakandalam dunia pertambangan untuk menyatakan penyusutan pada sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti misalnya bijih besi, hasil tambang,
kayu hutan dsbnya.
Deplesi terkadang juga di gunakan
dalam ilmu biologi sebagai penganti istilah penyusutan, berkurangnya jumlah
suatu senyawa organik yang terjadi dalam sel. Kata deplesi digunakan jika
penyusutan yang terjadi tidak bersifat merugikan tetapi mempunyai manfaat bagi
bagian-bagian yang menerima hasil dari penyusutan tersebut.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan
bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah deplesi, deplesi diartikan
sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke
periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung
dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi
jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di
eksploitasi adala sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena
pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berhubungan erat
dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan
akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan,
dll.
Sumber: