MENGUKUR TEGANGAN AC DENGAN MULTIMETER
V. MENGUKUR TEGANGAN AC
Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman
minimal jika terjadi kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan
pengukuran tegangan AC yang dianggap besar. Sebelum melakukan
pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa besar
tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas
Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya
harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur
contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya
adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang
harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
Cara awal :
-Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter.
-Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori
adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas
Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada
tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan
menggunakan Batas Ukur 250.
-Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
-Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
-Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe
merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
-Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.
-menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc
dan Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka
200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila
kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui
BU=250, SM=250 dan JP=220.
sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya
output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya
tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang
tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter
ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja
terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.
Cara mengukur tegangan :
Hubungkan hitam ujung (negatif -) ke 0V, normalnya terminal negatif
batteray atau catu daya. merah ujung (positif +) titik dimana anda
menginginkan mengukur tegangan.
Pembacaan skala analog :
Perhatikan penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang sesuai.
Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau
100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur
teganagn AC gunakan tanda merah sebab calibrasi skala sedikit geser.
Contoh pembacaan skala ditunjukan pada:
- Jangkah ukur DC 10V: 4.4V (baca langsung skala 0-10 )
- Jangkah ukur DC 50V: 22V (baca langsung skala 0-50 )
- Jangkah ukur DC 25mA : 11mA (baca 0-250 dan bagi dengan 10)
- Jangkah ukur AC 10V : 4.45V (gunakan skala merah, baca 0-10)
Rumus :
- VDC= Tegangan DC
- BU = Batas Ukur
- SM = Skala maksimum yang dipakai
- JP = Jarum Penunjuk
Cara menghitung :
Misalnya Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala Maksimum 10 VDC
dan jarum diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing
kolom kecil bernilai 0,2 karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis),
terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4
- VDC = (BU/SM)JP
=(10/10)4,4
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menyebut alat ini, ada
yang menyebut Avometer karena merujuk kegunaanya dari satuan yang
digunakan Ampere, Volt dan Ohm. Multimeter dari kata Multi (banyak) dan
Meter (dikonotasikan sebagai alat ukur). Multitester dari kata Multi
(banyak) dan tester (alat untuk menguji).
Sebelum kita menggunakanya alangkah baiknya bila kita mengenal panel,
terminal, dan fasilitas yang dimiliki alat ukur elktronika ini.
I. BATAS UKUR (BU) pada Multimeter seperti berikut ini.
Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
1. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt. Ini merupakan
blok selektor yang harus kita pilih saat melakukan pengukuran tegangan
DC. Perlu diingat Ini merupakan Batas Ukur (BU) yang harus kita
perhatikan saat akan melakukan pengukuran. Bila diketahui perkiraan
nilai tegangan yang akan diukur maka Batas Ukur yang harus dipilih harus
berada diatas nilai perkiraan tersebut. Sebagai contoh bila kita akan
mengukur tegangan pada suatu rangkaian yang memiliki nilai tertera pada
PCB tersebut 9 volt DC maka kita boleh menggunakan batas ukur 10 volt
DC.
2. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt. Ini merupakan blok
selektor yang harus kita pilih saat melakukan pengukuran tegangan AC.
Demikian juga untuk pengukuran teganganAC Batas Ukur yang harus dipilih
harus berada diatas nilai perkiraan tersebut tegangan AC tersebut.
Contoh Bila akan mengukur tegangan Jala-jala PLN seperti kita ketahui
nilai tegangan PLN berkisar antara 220 Volt AC maka harus dipilih batas
ukur 250 volt AC.
3. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi, ini tidak
terlalu kritik atau beresiko bila salah memilih selektor. Hanya akan
berpengaruh pada ketelitian dan cara kita menghitung nilai resistansi
terukur.
4. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC. Arus
yang terukur maksimal 250 milli Ampere DC. penggunaan batasn ukur harus
diatas nilai arus perkiraan yang ada pada rangkaian.
5. Bila tidak diketahui perkiraan nilai tegangan gunakan batas ukur yang
paling besar (bisa 1000 VoltDC atau 1000 VoltAC). Demikian juga untuk
arus DC gunakan skala batas ukur tertinggi. Yang paling penting pada
pengukuran arus dan tegangan DC polaritas colokan (probe) jangan
terbalik. Kutup (-) terhubung colokan hitam dan (+) terhubung colokan
merah.
6. Bila dalam pengukuran terjadi kesalahan batas ukur ataupun polaritas
colokan terbalik sebaiknya cepat-cepat kita tarik colokan dari titik
ukur yang kita lakukan. Hal ini pada multimeter analog beresiko terhadap
rusaknya alat ukur kita meskipun dalam multimeter terdapat sekring
pengaman.
II. SKALA MAKSIMUM
Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel meter
1. Pada Skala Maksimum paling atas merupakan skala yang dibaca saat
mengukur resistansi. Perlu diingat bahwa penunjukan jarum pada simpangan
paling ujung kanan merupakan nilai resistansi paling kecil. Sedang pada
simpangan paling kiri untuk atau jarum (bergerak sedikit)
mengindikasikan nilai resistansi paling besar. Karena nilai skala
resistansi (ohm) paling kiri memiliki angka paling besar, sedangkan
paling kanan nilainya nol.
2. Pada gambar di bawah ini diperjelas untuk Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC.
Pada gambar diatas ada tiga nilai yang umumnya dipakai pada multimeter analog yaitu skala maksimum 10, 50, dan 250.
III. MENGUKUR RESISTANSI
1. Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai.
Pilih batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai
contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar
50kohm pilih × 1kohm range.
2. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum
bisa menunjuk skala pada titik nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol
maka batteray didalam meter perlu diganti.
3. Cara menghitung nilai resistansi yang terukur :
R = BU x JP
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan
JP = Penunjukan Jarum pada skala
sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai :
• BU = x 1K
• JP = menunjuk pada angka 50 ohm
terhitung :
• R = 1K x 50
• R = 50K ohm
a. Cara Menggunakan Multimeter Analog
- Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik
apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
- Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke
arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur
tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
- Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
- Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
- Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
b. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan
display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
- Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
- Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
- Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
- Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
sumber:http://pradiptadevie.wordpress.com/2012/03/22/cara-kerja-multimeter-analog-dan-digital/
Minggu, 27 Januari 2013
Rabu, 23 Januari 2013
INDUSTRI
Pengertian industri
Industri adalah suatu kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang
mempunyai nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Pengertian aglomerasi industri
Aglomerasi industri adalah kecenderungan industri untuk mengelompok atau mengumpul pada kawasan tertentu dengan tujuan pengelolaan lebih optimal. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aglomerasi industri adalah:
a. persaingan industri yang semakin ketat
b. efisiensi dalam kegiatan produksi
c. meningkatkan produktifitas industri
d. memudahkan untuk kegiatan industri.
Pengertian kawasan industri
Kawasan industri adalah kawasan yang khusus disediakan oleh pemerintah atau pihak swasta untuk kegiatan industri. Kawasan industri pada umumnya telah disediakan sarana prasarana dalam proses industri, misalnya listrik, jalan, air, telekomunikasi, sistem pembuangan limbah dan lainnya. Kawasan industri adalah salah satu program pemerintah untuk mengatur rencana tata kota.
Tujuan kawasan industri
a. mempercepat perkembangan industri
b. memberikan kemudahan dalam kegiatan produksi
c. menyediakan fasilitas industri yang berkelanjutan
d. mengurangi dampak negatif, misalnya polusi.
Pengertian aglomerasi industri
Aglomerasi industri adalah kecenderungan industri untuk mengelompok atau mengumpul pada kawasan tertentu dengan tujuan pengelolaan lebih optimal. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aglomerasi industri adalah:
a. persaingan industri yang semakin ketat
b. efisiensi dalam kegiatan produksi
c. meningkatkan produktifitas industri
d. memudahkan untuk kegiatan industri.
Pengertian kawasan industri
Kawasan industri adalah kawasan yang khusus disediakan oleh pemerintah atau pihak swasta untuk kegiatan industri. Kawasan industri pada umumnya telah disediakan sarana prasarana dalam proses industri, misalnya listrik, jalan, air, telekomunikasi, sistem pembuangan limbah dan lainnya. Kawasan industri adalah salah satu program pemerintah untuk mengatur rencana tata kota.
Tujuan kawasan industri
a. mempercepat perkembangan industri
b. memberikan kemudahan dalam kegiatan produksi
c. menyediakan fasilitas industri yang berkelanjutan
d. mengurangi dampak negatif, misalnya polusi.
Pengertian kawasan berikat
Kawasan berikat adalah kawasan yang terletak di dalam daerah pabean Indonesia yang di dalamnya berlaku ketentuan khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut yaitu terhadap barang yang dimasukkan dari luar pabean atau dari dalam pabean Indonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan pungutan bea cukai atau pungutan negara lainnya sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor atau ekspor.
Pengertian relokasi industri
Relokasi industri adalah pemindahan industri dari negara maju ke negara berkembang. Alasan relokasi industri:
a. memanfaatkan tenaga kerja yang murah
b. mengurangi dampak negatif industri negara maju (asal industri)
c. memperluas pemasaran hasil industri.
Keuntungan relokasi industri
a. mengurangi pengangguran
b. menambah pendapatan
c. alih teknologi dari negara maju
d. permodalan langsung dari negara maju.
Dampak Industri Terhadap Lingkungan
Selama 20 tahun terakhir Pembangunan ekonomi Indonesia
mengarah kepada industrialisasi. Tidak kurang terdapat 30.000 industri yang
beroperasi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.
Peningkatan jumlah ini menimbulkan dampak ikutan dari industrialisasi ini yaitu
terjadinya peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri.
Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-komunitas yang
tinggal di sekitar kawasan industri.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka pendek)
1. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan terbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum.
2. Ditinjau dari segi kesehatan. kesehatan warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak cucu dan generasi berikut.
3. Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
4. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
5. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.
6. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka panjang)
Penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan makanan menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus penyakit minaimata sekitar 1956 di Jepang. terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome.
Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan oleh Industri
1. Di Kalimantan Selatan, Pembuangan limbah industri ke aliran Sungai oleh PT Galuh Cempaka.
2. Kalimantan Tengah; Tiga sungai besar di Kalimantan Tengah masih tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
3. perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah tailingnya ke laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama, adalah Newmont Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sumbawa-Nusa Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik ton tailing berbentuk pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa dan 120.000 metrik ton di Teluk Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari proses ini terjadi berbagai dampak yang berujung kepada turunnya kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.
4. Papua; PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 telah menimbulkan dampak Hancurnya Gunung Grasberg, Tercemarnya Sungai Aigwa, Meluapnya air danau Wanagon, Tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura
5. Di Jawa, Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing selama puluhan tahun (Jawa Barat), pembuangan limbah oleh beberapa pabrik ke Kali Surabaya, dan sederetan kasus pencemaran industri yang telah nyata-nyata menimbulkan korban.
6. Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Mengapa Kasus-Kasus tersebut Bisa Terjadi???
1. Lemahnya pemahaman aparat penegak hukum seperti kepolisian dan pengadilan mengenai peraturan perundangan lingkungan hidup
2. Lemahnya penegakkan hukum di Indonesia mengenai pencemaran lingkungan
3. tindakan tegas dari pemerintah untuk melarang pembuangan limbah tailing ke laut Indonesia. Patut diketahui bahwa metode pembuangan limbah tailing dengan model ini sudah dilarang dinegara-negara lain di dunia. Bahkan Kanada, negara yang pertamakali menggunakan metode ini, kapok dan tidak lagi menggunakan metode STD mengingat masa recoverynya sangat lama yankni 150 tahun. Entah kenapa Indonesia malah memberikan ijin bagi praktek pembuangan limbah tailing dengan metode STD ini.
4. Negara menutup akses rakyat atas informasi yang terkait dengan industri dan termasuk limbah industri.
5. Tidak dilibatkannya masyarakat secara maksimal dalam pengelolaan lingkungan sehingga seolah-olah urusan lingkungan hanya menjadi urusan pemerintah dan perusahaan tidak menjadi urusan publik sebagai pihak yang banyak menggunakan jasa lingkungan.
Upaya-upaya yang Perlu Kita Lakukan untuk Selamatkan Lingkungan Hidup
1. Wajib bagi kita semua untuk mengetahui pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkunganHal ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
2. Para aparat penegak hukum perlu diberi pengetahuan sebesar-besarnya tentang permasalahan pencemaran lingkungan ini.
3. Membuat dan melaksanakan dengan baik peranturan UU tentang Lingkungan Hidup
4. Jagalah Lingkungan Mulai dari diri sendiri, Hal yang kecil, dan sekarang juga
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka pendek)
1. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan terbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum.
2. Ditinjau dari segi kesehatan. kesehatan warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetic pada anak cucu dan generasi berikut.
3. Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
4. Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
5. Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius.
6. Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu.
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri (jangka panjang)
Penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan makanan menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus penyakit minaimata sekitar 1956 di Jepang. terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome.
Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan oleh Industri
1. Di Kalimantan Selatan, Pembuangan limbah industri ke aliran Sungai oleh PT Galuh Cempaka.
2. Kalimantan Tengah; Tiga sungai besar di Kalimantan Tengah masih tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
3. perusahaan tambang yang menerapkan pembuangan limbah tailingnya ke laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama, adalah Newmont Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sumbawa-Nusa Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik ton tailing berbentuk pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa dan 120.000 metrik ton di Teluk Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari proses ini terjadi berbagai dampak yang berujung kepada turunnya kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.
4. Papua; PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 telah menimbulkan dampak Hancurnya Gunung Grasberg, Tercemarnya Sungai Aigwa, Meluapnya air danau Wanagon, Tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura
5. Di Jawa, Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing selama puluhan tahun (Jawa Barat), pembuangan limbah oleh beberapa pabrik ke Kali Surabaya, dan sederetan kasus pencemaran industri yang telah nyata-nyata menimbulkan korban.
6. Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Mengapa Kasus-Kasus tersebut Bisa Terjadi???
1. Lemahnya pemahaman aparat penegak hukum seperti kepolisian dan pengadilan mengenai peraturan perundangan lingkungan hidup
2. Lemahnya penegakkan hukum di Indonesia mengenai pencemaran lingkungan
3. tindakan tegas dari pemerintah untuk melarang pembuangan limbah tailing ke laut Indonesia. Patut diketahui bahwa metode pembuangan limbah tailing dengan model ini sudah dilarang dinegara-negara lain di dunia. Bahkan Kanada, negara yang pertamakali menggunakan metode ini, kapok dan tidak lagi menggunakan metode STD mengingat masa recoverynya sangat lama yankni 150 tahun. Entah kenapa Indonesia malah memberikan ijin bagi praktek pembuangan limbah tailing dengan metode STD ini.
4. Negara menutup akses rakyat atas informasi yang terkait dengan industri dan termasuk limbah industri.
5. Tidak dilibatkannya masyarakat secara maksimal dalam pengelolaan lingkungan sehingga seolah-olah urusan lingkungan hanya menjadi urusan pemerintah dan perusahaan tidak menjadi urusan publik sebagai pihak yang banyak menggunakan jasa lingkungan.
Upaya-upaya yang Perlu Kita Lakukan untuk Selamatkan Lingkungan Hidup
1. Wajib bagi kita semua untuk mengetahui pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkunganHal ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
2. Para aparat penegak hukum perlu diberi pengetahuan sebesar-besarnya tentang permasalahan pencemaran lingkungan ini.
3. Membuat dan melaksanakan dengan baik peranturan UU tentang Lingkungan Hidup
4. Jagalah Lingkungan Mulai dari diri sendiri, Hal yang kecil, dan sekarang juga
satelit televisi
Pengantar mengenai Televisi Satelit
Televisi
Teresterial
Siaran televisi secara umum
dipancarkan dari suatu stasiun pemancar melalui gelombang radio melalui antenna
dan kemudian diterima oleh pesawat televisi penerima melalui antenna penerima
juga.Pada awal mulanya, gelombang radio ini memakai saluran VHF. Akan tetapi
sesuai laju jaman dengan semakin banyaknya pemancar dan perkembangan teknologi
TV berwarna, maka kanal VHF tersebut tidaklah mencukupi. Kemudian dilakukan expansi ke
frekwensi UHF. Perkembangan teknologi selalu berkembang dan teknologi ini menjanjikan
kemudahan dan kenyamanan yang lebih. Sampai pada saat dijumpai beberapa kendala
dalam pemakaian frekwensi radio ini, diantaranya adalah banyaknya stasiun
pemancar yang memakai frekwensi yang sama serta sifat gelombang UHF yang
berjalan lurus, yaitu antara pemancar dan penerima haruslah merupakan garis
lurus dan tidak halangan beruba tembok atau dinding atau pepohonan adalah
merupakan penurunan signal yang sangat besar. Untuk itu Stasiun pemancar
menggunakan pemancar dengan daya pancar sangat tinggi hingga ribuan dan bahkan
puluhan ribu wat untuk menembus dinding pada area pemukian di tengah kota yang
penuh dengan menara atau bangunan pencakar langit. Sedangkan bagi penerima di
jarak jauh harus memakai antena yang dipasang di ketinggian (menara) untuk
mendapatkan signal yang bagus. Untuk daerah perkotaan, solusi penyiaran ini
dilakukan dengan melalui kabel, jadi siaran dilakukan dan disalurkan melalui
kabel atau dikenal dengan istilah CaTV (Cable TV). Meskipun hal ini tidak
praktis tapi bisa meningkatklan kualitas siaran serta biaya untuk membuat
pemancar yang ribuan watt di ganti dengan biaya pemasangan infra struktur
kabel. Walau demikian, untuk pemasangan yang mencakup area yang sangat luas
masih tidak memungkinkan dan sangat mahal serta tidak realis.
Televisi
Satelit
Seiring dengan perkembangan
teknologi roket dan angkasa luar, maka pada tahun 1970an dimulailah uji coba
dan riset meletakkan pemancar TV tersebut pada sattelit yang mengorbit diatas
katulistiwa. Pada orbit geostasioner yang membuat satelit pada posissi relatif
tetap pada suatu tempat atau posisi dari bumi. Orbit ini terkenal dengan nama
orbit Molniya yang terletak diatas khatulistiwa antara 33.000 sampai 37.000 km
dari bumi. Uji coba ini berhasil dan selanjutnya teknologi ini dikembangkan.
Dengan teknologi ini maka stasiun pemancar hanya memancarkan siarannya dengan
tenaga kecil terhadap suatu pemancar yang ditempatkan pada suatu sattelite,
kemudian sattelitte tersebut memancarkan kembali ke arah bumi ke selurun
stasiun penerima. Dengan demikian, menempatkan pemancar dan antena nya pada
posisi sangat tinggi tersebut membuat pesawat penerima mempunyai jarak pandang
langsung dan tidak menjumpai halangan pohon, gunung dan bangunan seperti jika
pemancar tersebut ada di bumi. Dengan demikian dipakailah frekwensi yang jauh
lebih tinggi dibanding UHF yaitu di frekwensi band S atau C atau bahkan KU yang
merupakan frekwensi pada area ribuan MegaHertz. Dengan demikian, walau memakai
daya pancar yang kecil bisa didapatkan jarak jangkau yang jauh dan memiliki
bandwidth yang mencukupi.
Antenna
Parabola
Akan tetapi, tidak bisa di pungkiri,
antara pesawat penerima dan sattelite tersebut adalah jarak jangkau 37ribu kM
dan ini bukan lah jarak yang pendek. Itu sama saja dengan 7 kalinya jarak
antara Sabang sampai Merauke atau 50 kalinya jarak antara Jakarta ke Surabaya.
Untuk itu dipakailah antena yang khusus yaitu antenna berbentuk corong (horn),
akan tetapi ini masihlah belum cukup. karena sifat gelombang radio dalam
periode GigaHertz tersebut seperti cahaya, maka di buatlah suatu pemantul yang
mempunya mempunyai focus. dan pada focus itulah di tempatkan antenna horn tadi.
Pemantul yang memenuhi syarat
tentulah yang bersifat logam dan mempunyai titik fokus yang absolut. Tentu kita
tahu sedikit Ilmu Ukur, tentulah yang memenuhi syarat tersebut adalah berupa
lengkung yang Parabola. Jadi sebetulnya ada sedikit kekeliruan istilah mengenai
istilah antenna parabola. Karena parabola itu sebenarnya bukanlah antenna
tetapi hanyalah sebagai cermin pemantul saja. Sedangkan antenanya sendiri
berupa antenna biasa dalam pengumpan berbentuk corong (feed horn) yang di
tempatkan pada fokus pemantul tersebut. Dari antenna tersebut di berikan
(booster) penguat signal yang biasa disebut Low Noise Amplifier (LNA) dan
kemudian perubah frekwensi (LNC, Low Noise Converter) untuk selanjutnya di
salurkan melalui kabel ke arah pesawat penerima.
Kemudian untuk kemudahan, dari segi biaya dan practical,
maka dibangunlah (khusus untuk menerima) suatu gabungan dari ketiganya yaitu
antara LNA, LNC dan Feedhorn dan disebut sebagai Low Noise Block Feedhorn atau
disingkat dengan LNBF atau LNB saja. Jadi Jika anda ingin menikmati siaran
sattelit maka ada tiga hal yang harus anda miliki disamping anda juga harus
memiliki pesawat televisinya juga. Tiga hal itu adalah sebagai berikut :
- Cermin Parabola (biasa disebut Antenna Parabola)
- LNBF atau LNB
- Receiver atau IRD
dan perangkat penunjang yang lain
tentu saja adalah kabel, konektor serta aliran listrik...,
sumber:http://argopuro.com/artikel/tvsatelit.html
Langganan:
Postingan (Atom)