Pentingnya Beladiri Bagi Pelajar
Tawuran antar pelajar sekolah sering
kita temukan sehari-hari di jalan. Entah apa yang menjadi pemicunya yang
jelas aktivitas ini sangat merugikan remaja itu sendiri disamping
berdampak buruk bagi lingkungan, orang tua, bahkan tentunya korban
tawuran itu sendiri.Mungkin penyebabnya hanya masalah sepele, tapi dasar
anak abg energi mereka meluap-luap, jika tidak disalurkan pada
tempatnya maka akan meledak dan dimuntahkan pada sarana dan tempat yang
tidak tepat, yang ujung2nya merugikan mereka sendiri serta orang lain
di sekitarnya. sehingga gagallah tercapainya tujuan pendidikan itu
sendiri. Masa2 muda adalah masa yang penuh dengan energi, oleh karena
itu energi yang penuh tersebut harus disalurkan ke berbagai kegiatan
yang positif, sebab bila tidak maka energi tersebut akan menjadi
destruktif. Pada masa2 remaja emosi pelajar belum stabil alias masih
labil atau masih gampang tersulut emosi dengan hanya hal yang sepele
saja, yang ujung2nya dapat melakukan tindak kekerasan. Oleh karena itu
dengan adanya kelas2 Beladiri yang ada di sekolah2 pada jam2 sehabis
pelajaran sekolah atau pada hari libur sangat membantu untuk menyalurkan
energi2 yang berlebihan tersebut. Kelas beladiri seperti belajar
Karate akan membantu siswa sekolah dalam hal pengelolaan emosi mereka
sehingga mereka tidak mudah untuk terjun dalam tindak2 kekerasan
seperti halnya tawuran. Berikut ini adalah penelitian tentang mamfaat
latihan beladiri khususnya Karate terhadap pengelolaan emosi pelajar.
Masa remaja sebagai masa peralihan
dari anak-anak menuju dewasa menyebabkan munculnya perubahan-perubahan
dalam diri individu, salah satunya adalah perubahan emosional. Emosi
yang sering kali menimbulkan masalah bagi remaja bila tidak dikendalikan
dan diekspresikan secara tepat adalah emosi marah. Emosi marah dapat
muncul melalui situasi-situasi di sekeliling remaja (anteseden), dimana
pemaknaannya bila merujuk pada teori yang dikembangkan oleh Spielberger
(2003), tergantung pada pengalaman remaja itu sendiri (trait dan
state) dalam hal pengekspresian (expression) maupun pengendalian
(control) rasa marah. Sejalan dengan itu, pada masa remaja, individu
mulai terlibat aktif di berbagai aktivitas baik di dalam maupun di luar
sekolah, salah satunya adalah kegiatan olahraga beladiri. Olahraga
beladiri memiliki berbagai nilai positif dalam melatih pengelolaan
emosi, ketahanan fisik dan sportifitas. Gerakan-gerakan yang dipelajari
juga merepresentasikan gerakan yang ditemui jika remaja sedang merasa
marah, seperti menyerang, memukul atau menjatuhkan lawan. Keuntungan
lain khususnya dalam membina aspek spiritual juga membedakan olahraga
beladiri dengan kegiatan lain seperti bidang musik, sains bahkan
olahraga lainnya. Walaupun demikian, kegiatan non-beladiri ternyata
juga memberikan kontribusi dalam menciptakan emosi yang lebih positif
saat remaja menghadapi masalah, misalnya dengan suasana yang lebih
santai, detil kegiatan yang unik dan menantang, serta kepopuleran yang
mereka dapatkan bila terlibat di dalamnya.
Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan anteseden, pengalaman,
ekspresi dan kontrol marah pada kelompok remaja yang mengikuti olahraga
beladiri dengan kelompok remaja yang tidak mengikuti olahraga
beladiri, peneliti menggunakan 2 (dua) kuesioner yakni kuesioner
Anteseden Kemarahan yang dirancang Dewi (2004) dan STAXI-2 yang
dikembangkan oleh Spielberger & Reheiser (2003). Karakteristik
sampel penelitian ini adalah remaja laki-laki usia 16- 18 tahun di
wilayah Jakarta serta terlibat secara rutin dalam olahraga beladiri.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pada trait marah
khususnya sub skala Temperamen serta Anger Expression-out antara remaja
laki laki yang mengikuti olahraga beladiri dengan remaja laki-laki
yang tidak mengikuti olahraga beladiri. Di sisi lain, tidak terdapat
perbedaan pada anteseden subjektif, objektif, interpersonal; State
marah; Anger Expression-in, Anger Control-in dan Anger Control-Out
antara remaja laki-laki yang mengikuti olahraga beladiri dengan remaja
laki-laki yang tidak mengikuti olahraga beladiri. Dengan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa olahraga beladiri memiliki nilai lebih
dibandingkan kegiatan-kegiatan lain yang diikuti remaja khususnya dalam
membantu meredam rasa marah yang muncul tanpa stimulus tertentu
(traittemperamen) dan mengekspresikan rasa marah ke luar diri (anger
expression-out). Kesimpulan ini tidak menjadikan olahraga beladiri
sebagai satu-satunya sarana bagi
remaja
untuk mengelola emosi. Kegiatan-kegiatan non beladiri lainnya seperti
bidang musik, sains, dan jenis olahraga lain juga sama pentingnya dalam
membentuk aspek emosional remaja. Penelitian lebih lanjut yang
dilengkapi dengan metode kualitatif diperlukan agar secara lebih
spesifik mampu melihat bagaimana
remaja memaknai setiap kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah sebagai sarana
pengelolaan
emosi, khususnya emosi marah. Dengan adanya hasil penelitian ini
semakin memperkaya dan mempertebal keyakinan kita akan nasehat master2
Beladiri zaman dahulu bahwa latihan beladiri itu banyak mamfaat, nah
bagaimana dengan anda? :D
sumber:http://karatedosmunel.blogspot.com/2011/08/pentingnya-beladiri-bagi-pelajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar