MENGUKUR TEGANGAN AC DENGAN MULTIMETER
V. MENGUKUR TEGANGAN AC
Gunakan alas kaki kering terbuat dari bahan isolator sebagai pengaman
minimal jika terjadi kejutan listrik. Ini perlu dilakukan bila dilakukan
pengukuran tegangan AC yang dianggap besar. Sebelum melakukan
pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa besar
tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas
Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya
harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur
contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya
adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang
harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
Cara awal :
-Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter.
-Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori
adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas
Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada
tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan
menggunakan Batas Ukur 250.
-Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
-Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
-Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe
merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.
-Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai berikut.
-menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan tidak berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Pada pengukuran kita di atas Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc
dan Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka
200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila
kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui
BU=250, SM=250 dan JP=220.
sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220
Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama misalnya
output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk mengukurnya
tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu pekiraan nilai yang
tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung probe multimeter
ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan diukur. Tentu saja
terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan PLN.
Cara mengukur tegangan :
Hubungkan hitam ujung (negatif -) ke 0V, normalnya terminal negatif
batteray atau catu daya. merah ujung (positif +) titik dimana anda
menginginkan mengukur tegangan.
Pembacaan skala analog :
Perhatikan penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang sesuai.
Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau
100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur
teganagn AC gunakan tanda merah sebab calibrasi skala sedikit geser.
Contoh pembacaan skala ditunjukan pada:
- Jangkah ukur DC 10V: 4.4V (baca langsung skala 0-10 )
- Jangkah ukur DC 50V: 22V (baca langsung skala 0-50 )
- Jangkah ukur DC 25mA : 11mA (baca 0-250 dan bagi dengan 10)
- Jangkah ukur AC 10V : 4.45V (gunakan skala merah, baca 0-10)
Rumus :
- VDC= Tegangan DC
- BU = Batas Ukur
- SM = Skala maksimum yang dipakai
- JP = Jarum Penunjuk
Cara menghitung :
Misalnya Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala Maksimum 10 VDC
dan jarum diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing
kolom kecil bernilai 0,2 karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis),
terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4
- VDC = (BU/SM)JP
=(10/10)4,4
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menyebut alat ini, ada
yang menyebut Avometer karena merujuk kegunaanya dari satuan yang
digunakan Ampere, Volt dan Ohm. Multimeter dari kata Multi (banyak) dan
Meter (dikonotasikan sebagai alat ukur). Multitester dari kata Multi
(banyak) dan tester (alat untuk menguji).
Sebelum kita menggunakanya alangkah baiknya bila kita mengenal panel,
terminal, dan fasilitas yang dimiliki alat ukur elktronika ini.
I. BATAS UKUR (BU) pada Multimeter seperti berikut ini.
Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
1. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt. Ini merupakan
blok selektor yang harus kita pilih saat melakukan pengukuran tegangan
DC. Perlu diingat Ini merupakan Batas Ukur (BU) yang harus kita
perhatikan saat akan melakukan pengukuran. Bila diketahui perkiraan
nilai tegangan yang akan diukur maka Batas Ukur yang harus dipilih harus
berada diatas nilai perkiraan tersebut. Sebagai contoh bila kita akan
mengukur tegangan pada suatu rangkaian yang memiliki nilai tertera pada
PCB tersebut 9 volt DC maka kita boleh menggunakan batas ukur 10 volt
DC.
2. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt. Ini merupakan blok
selektor yang harus kita pilih saat melakukan pengukuran tegangan AC.
Demikian juga untuk pengukuran teganganAC Batas Ukur yang harus dipilih
harus berada diatas nilai perkiraan tersebut tegangan AC tersebut.
Contoh Bila akan mengukur tegangan Jala-jala PLN seperti kita ketahui
nilai tegangan PLN berkisar antara 220 Volt AC maka harus dipilih batas
ukur 250 volt AC.
3. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi, ini tidak
terlalu kritik atau beresiko bila salah memilih selektor. Hanya akan
berpengaruh pada ketelitian dan cara kita menghitung nilai resistansi
terukur.
4. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC. Arus
yang terukur maksimal 250 milli Ampere DC. penggunaan batasn ukur harus
diatas nilai arus perkiraan yang ada pada rangkaian.
5. Bila tidak diketahui perkiraan nilai tegangan gunakan batas ukur yang
paling besar (bisa 1000 VoltDC atau 1000 VoltAC). Demikian juga untuk
arus DC gunakan skala batas ukur tertinggi. Yang paling penting pada
pengukuran arus dan tegangan DC polaritas colokan (probe) jangan
terbalik. Kutup (-) terhubung colokan hitam dan (+) terhubung colokan
merah.
6. Bila dalam pengukuran terjadi kesalahan batas ukur ataupun polaritas
colokan terbalik sebaiknya cepat-cepat kita tarik colokan dari titik
ukur yang kita lakukan. Hal ini pada multimeter analog beresiko terhadap
rusaknya alat ukur kita meskipun dalam multimeter terdapat sekring
pengaman.
II. SKALA MAKSIMUM
Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel meter
1. Pada Skala Maksimum paling atas merupakan skala yang dibaca saat
mengukur resistansi. Perlu diingat bahwa penunjukan jarum pada simpangan
paling ujung kanan merupakan nilai resistansi paling kecil. Sedang pada
simpangan paling kiri untuk atau jarum (bergerak sedikit)
mengindikasikan nilai resistansi paling besar. Karena nilai skala
resistansi (ohm) paling kiri memiliki angka paling besar, sedangkan
paling kanan nilainya nol.
2. Pada gambar di bawah ini diperjelas untuk Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC.
Pada gambar diatas ada tiga nilai yang umumnya dipakai pada multimeter analog yaitu skala maksimum 10, 50, dan 250.
III. MENGUKUR RESISTANSI
1. Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai.
Pilih batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai
contoh: dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar
50kohm pilih × 1kohm range.
2. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum
bisa menunjuk skala pada titik nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol
maka batteray didalam meter perlu diganti.
3. Cara menghitung nilai resistansi yang terukur :
R = BU x JP
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan
JP = Penunjukan Jarum pada skala
sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur memiliki nilai :
• BU = x 1K
• JP = menunjuk pada angka 50 ohm
terhitung :
• R = 1K x 50
• R = 50K ohm
a. Cara Menggunakan Multimeter Analog
- Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik
apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
- Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke
arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur
tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
- Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
- Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
- Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
b. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan
display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
- Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
- Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
- Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
- Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
sumber:http://pradiptadevie.wordpress.com/2012/03/22/cara-kerja-multimeter-analog-dan-digital/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar