TEORI PERTANDINGAN BELADIRI KARATE
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang
mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang , bertahan dan
menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi
Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru,
pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang
beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan Kata. Setelah Beliau wafat dan anaknya
mengajarkan karate, dan ketika karate mulai diajarkan disejumlah universitas di
Jepang, mulailah Kumite dan Kompetisi menjadi popular
Merupakan kesalahan besar jika kita menganggap latihan
kumite diatas segalanya, Masatoshi Nakayama, Dan IX, mengatakan bahwa didalam
Kata kita telah berlatih dengan musuh yang dibayangkan, hanya gerakan tubuh dan
menggunakan lebar jarak dalam tehnik menyerang dan menangkis. Kumite akan
mengingatkan kita pada hal-hal yang kecil tetapi merupakan hal penting yang
terkandung dalam karate. Oleh karena itu tanpa pengusaan Kihon dan Kata yang
baik , kita tidak akan dapat melakukan Kumite dengan baik
Jika tehnik karate digunakan dengan paksaan/tidak
natural atau dengan jalan kekuatan, tubuh akan menjadi rusak dan jika tehnik
kata menjadi rusak ketika diaplikasikan, maka latihan Kumite tidak akan mencapai
tujuannya. Dengan kata lain, pengenbangan latihan Kumite berhubungan secara
langsung dengan pengembangan dalam Kata. Keduanya berjalan bersama0sama seperti
tangan yang memakai sarung tangan
Etika dan sikap hormat kepada pasangan latihan kumite
harus diperlihatkan selama melakukan praktek kumite. Ketka latihan Kihon (
dasar ) di Dojo, karateka harus melangkah kedepan dengan kecepatan dan tenaga,
teriakan “Kiai” memperlihatkan semangat yang baik. Ketikan berlatih Kumite di
Dojo, karateka melakukan gerakan melangkah kebelakang untuk memperlihatkan
sikap hormat dan terimakasih kepada pasangan yang telah membantunya dalam
latihan mereka. Latihan kumite dimulai dan diakhiri oleh masing-masing pasangan
dengan sikap Musubi-Dachi ( sikap berdiri, tumit menyentuh lantai dan ujung
kaki membentuk sudut 45°, tangan terbuka dan menyentuh bagian luar paha )
berhadap-hadapan dan saling memberi hormat ( membungkukkan badan )
MACAM-MACAM KUMITE
Jepang
Indonesia
Kihon Ippon Kumite
Pertarungan Dasar Satu Langkah
Go-Hon
Kumite
Pertarungan Lima Langkah
Sanbon
Kumite
Pertarungan Tiga Langkah
Keashi Ippon
Kumite
Pertarungan Dua Langkah
Jiyu Ippon
Kumite
Pertarungan Semi Bebas
Okuri Jiyu Ippon
Kumite
Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah
Jiyu
Kumite
Pertarungan Bebas
1.
KIHON IPPON KUMITE ( Pertarungan Dasar Satu Langkah )
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” ( siap ),
kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap
Hachiji-Dachi ( kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki
membentuk sudut 45ยบ ). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap
Gedan-barai langkah belakang ( kanan atau kiri, sesuai instruksi ) dan
memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan
Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan
tehnik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka
penyerang dengan kata Osh! Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan kepada
target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin
bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik ( sikap, pernafasan dan Kime ).
Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan control yang baik, menjamin
pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis
sebelum melakukan serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi
semula dan menyatakan Zansin ( kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur
mengatakan Yamea!(stop) dan Enyoi! ( istirahat ). Ketika latihan dengan
pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , control yang baik
harus selalu dilatih
Tujuan
Mengarahkan karateka untuk melatih tehnik pukulan,
tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh dan merasakan melawan dengan
tehink karate ketika berhadapan langsung dengan orang lain. Mendemonstrasikan
pentingnya latihan tehnik jarak, waktu, gerakan dan kime yang baik
2.
GO-HON KUMITE ( Pertarungan Lima Langkah )
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi
karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk memcapai
wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis
lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik
dengan Gyaku-zuki ( berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan
tenaga ). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan , cepat dengan
hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan
cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan
irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan
karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan
terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan harus konsentrasi penuh dan
latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan
kecelakaan
TUJUAN
Tujuannya sama dengan Ippon Kumite. Kumite ini juga
memberikan latihan kepada karateka dalam perubahan sikap, mengambil jarak
sambil bergerak mundur dan mendemonstrasikan pentingnya sikap dan jarak yang
baik disemua tehnik
3.
SANBON KUMITE ( Pertarungan Tiga Langkah )
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite,
tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik
serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan
Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap
tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan
TUJUAN
Tujuannya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi dengan
menambah tekanan dalam latihan dan tingkat tehnik serangan dan tangkisan yang
sulit. Hal ini untuk membantu meningkatkan “ Kemampuan Berfikir “, seperti
reaksi, ingatan, konsentrasi, dll
4.
KEASHI IPPON KUMITE ( Pertarungan Dua Langkah )
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua
pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang
pertama mengambil sikap gedan-barai mundur ( kanan atau kiri sesuai dengan
instruksi ) dan memberitahukan kecepatan , tingkat dan tehnik dalam menyerang.
Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan
memberitahukan karateka Penyerang dengan kata Osh! Karateka Penyerang
menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara karateka
Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah
serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat
dan control yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar ( jarak,
pernafasan, dan kime ). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan
konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam menangkis
sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan,
tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur
dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi
Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berfikir kapan dia melakukan
pertahanan dan melakukan penyerangan
5.
JIYU IPPON KUMITE ( Pertarungan Semi Bebas )
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan
hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan
memperagakan posisi gaya bebas ( Jiyu Kamai ). Dalam posisi gaya bebas ini,
karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah
sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri
mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan
tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan,
dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki
depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan
cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak
pergerakan badan
Tangan harus selalu diposisinya dimana akan melindungi
atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh.
Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan
digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan Osh! Serangan harus
difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan
bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar ( Sikap, pernafasan, dan kime ).
Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan control yang tinggi
saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis
dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik
TUJUAN
Pemperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan
yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih ( Tai-sabaki ). Memperkirakan
Ma-A (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan
maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (
penuh kesadaran dan control yang menyeluruh
6.
OKURI JIYU IPPON KUMITE ( Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah )
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing
karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target
sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran
tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab Osh! Setelah karateka Bertahan
melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan
kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan
Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan
tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan menagrahkan Karateka Bertahan
kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi
sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan
balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali
Zanshin ( Kesadaran penuh ). Karateka harus memperlihatkan semangat dan control
yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime
disetiap tehnik yang dilakukan
TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam
pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan
sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi
terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin
7.
JIYU KUMITE ( Pertarungan Gaya Bebas )
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang
memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Maai ( jarak), ketepatan waktu,
koordinasi, dan yang lebih penting control yang baik. Gaya Bebas hanya
dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan didalam peraturan dan pengawasan
yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan
dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada
kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada
kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karatekan
memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan
perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime ( mulai ) kedua karateka
bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri
dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan
selama pertarungan, berteriak “Kiai” setiap melakukan tehnik menyerang dan
melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan,
jarak, ketepatan waktu dan Kime
TUJUAN
Untuk meningkatkan control, tehnik, ketepatan waktu,
konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya.
Sekarang dengan lebih banyak latihan, semuah tehnik akan menjadi gerakan
refleks ( motor responses ). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi
tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan
ini dengan “No Mind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar